Hari ini, 6 Maret 2007 bertambah lagi usiaku. Masa kanak - kanak yang seharusnya indah dan masa remaja yang seharusnya juga indah telah aku lewati dengan sia - sia tapi pengalaman yang sangat berharga yang aku dapatkan
Semalam saat aku merenung, aku berfikir apa saja yang telah aku lakukan selama ini. Adakah semua itu perbuatan yang baik????. Banyak waktu yang telah aku sia - siakan selama ini. Banyak hal buruk yang telah mewarnai kehidupanku. Aku sadari aku telah melakukan banyak kesalahan selama ini.
Aku tidak menyadarai kenapa kita diberikan dua telinga dan satu mulut, bukan sebaliknya. Aku tidak menyadari bahwa hidup ini singkat dan dalam waktu yang singkat aku harus membuat hidup ini berkualitas. Aku tidak pernah menyadari kenapa matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam di barat. Aku tidak pernah menyadari kenapa dalam satu hari ada siang dan malam. Dan yang paling aku sesali, selama ini aku telah banyak membohongi hati nuraniku, aku telah mengingkari takdirku... takdir yang telah tuhan gariskan padaku.
Dengan segala kesalahan dan kekuranganku tersebut, ternyata Tuhan masih memberi aku kesempatan, Tuhan telah menyadarkan aku dari semua kekeliruan yang aku lakukan selama ini. Tuhan telah menyelamatkan aku dari banyak "pertarungan" yang bisa saja merenggut nyawaku. Tuhan telah memberikan aku kesempatan dan telah menunjukkan aku kebesaranya.
Banyak hal yang selama ini aku anggap mustahil, bisa menjadi nyata dihadapannya. Mungkin kalian juga akan bertanya kenapa manusia diberikan dua telinga dan satu mulut. Menurut saya hal itu karena kita sebagai manusia harus lebih banyak mendengar daripada bicara. Dengan mendengar kita mengetahui sesuatu, apakah hal itu yang positif maupun negatif. Dari itu akan menjadi pengetahuan.
Coba kita renungkan, lebih pintar orang tuli atau buta? Orang tuli dapat melihat tapi tidak mendengar sedangkan orang buta dapat mendengar tapi tidak dapat melihat. Kalau kita pahami, ilmu pengetahuan kita dapat dari mendengar tentu dengan mudah kita menjawab bahwa bahwa orang buta lebih pintar daripada orang tuli.
Kenapa bisa begitu.....
Pernahkah kalian melihat seorang ibu melafalkan kata MA...MA atau PA....PA pada anaknya yang balita? Tidakkah kalian berfikir bahwa ilmu yang kita dapat pertama kali adalah dari mendengar? dan selanjutnya kita selalu menirukan apa yang orang disekeliling kita bicarakan.
Pelajaran ini sangat berharga bagi saya, karena sebelum saya mengerti akan hal ini saya termasuk orang yang tidak pernah bisa menerima masukkan. Saya selalu menganggap diri saya selalu bisa dan akibatnya ..... cukup saya yang tahu.
Matahari terbit dari timur dan terbenam di barat
Kebanyakan orang hanya menilai hal ini sebagai suatu rutinitas. Begitu matahari terbit adalah waktu untuk bangun dan mulai bekerja sampai matahari tenggelam, dan malamnya untuk beristirahat. Hal itu tentu saja benar, tapi apakah hanya itu? Kalau kita lihat dengan seksama fenomena itu melambangkan keharmonisan dalam dunia ini. Satu hari diciptakan dengan 24 jam. 12 jam dengan terang dan 12 jam gelap. Tuhan telah memberikan kita waktu yang tepat untuk bekerja pada saat dunia disinari oleh matahari dan 12 jam berikutnya kita gunakan untuk beristirahat dan berbuat sesuatu yang lebih untuk Tuhan.
Jika kita bisa mengikuti pola yang digariskan tersebut maka kita akan mendapat keharmonisan dalam menjalani hidup ini.
life is so short
Hidup ini sebenarnya sangat singkat. Kita tidak tahu kapan ajal akan datang menjemput. Kita tidak tahu seperti apa yang terjadi sedetik, semenit, sejam atau sehari lagi. Setelah saya menyadari hal tersebut saya mulai befikir, bagaimana membuat hidup ini berkualitas. Bagaimana kita bisa mendapat pencerahan agar tidak terlhir kembali.
Pertanyaan itu mendorong saya ke satu jawaban. "Pengabdian".
Pengabdian yang tulus, ikhlas dan pasrah. Hanya itu kunci untuk menuju pencerahan. Dengan itu kita akan semakin dekat dengan tuhan dan seperti pesawat dan menara kontrolnya. Jika pesawat tersebut melenceng dari rutenya terlalu jauh maka menara kontrolpun tidak bisa membimbingnya. Begitu juga hubungan manusia dengan Tuhan. Manusia sebagai pesawat dan Tuhan sebagai menara kontrolnya. Jika kita masih berada di jalurnya maka dengan mudah akan diarahkan untuk sampai di tujuan, jika tidak maka pesawat jatuhpun tidak akan diketahui oleh menara kontrol tersebut.
Monday, March 5, 2007
Bertambah satu usiaku
Posted by Light from the East 0 comments
Subscribe to:
Posts (Atom)