Tuesday, May 1, 2007

"Dengan pedang yang berat dan tumpul itu, kau dapat mematahkan besi gligen, dengan mengandalkan kekuatan jasmaniah. Tetapi kalau ada sehelai kapuk yang melayang-layang dibawa angin, pedangmu itu tidak akan berguna. Kau tidak akan mampu membelah helaian kapuk itu bagaimanapun kuatnya tenaga jasmanimu. Tetapi untuk memotongnya, kau perlukan sebuah pedang yang tidak perlu berat dan kuat, namun ia harus tajam setajam perasaanmu.”

Bingung...
Resah........
Marah...........
Benci................
Iri..........................

Itu yang aku rasakan saat mendengar kata -kata itu. Kata - kata itu sangat menusuk perasaanku dan selalu terdengar kemanapun Aku pergi. Aku yang selama ini telah mengalami hampir semua pahit hidup ternyata belum ada apa - apanya. Alangkah bodoh dan lemahnya Aku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Sesuatu yang tidak pernah aku pikir telah aku aku lakukan. Ya.... Aku melarikan diri. Aku bersembunyi dan merenung. Aku tahu tidak ada gunanya aku melawan dan yang lebih aneh Aku yang selama ini tidak pernah takut akan maut menjemput menjadi takut.... takut sekali. Adakah aku telah menjadi seorang pengecut?

Kebingunan dan kebimbanganku mencapai puncaknya saat ia yang berbadan tinggi besar dengan janggutnya yang panjang dan menggunakan pakaian berwarna hijau datang dan mengatakan bahwa tidak seharusnya aku mengurung diri.

Sejak itulah muncul suatu keyakinan baru dalam diriku. Aku harus mencari dan menghilangkan kekurangan yang ada dalam diriku. Sejak itu pula Aku menempa diriku lebih keras lagi. Aku semakin pasrah akan takdirku (walau aku tahu beberapa orang akan sakit karenanya) dan hampir setiap saat aku lewati dengan mencari intisari dari kehidupan dan apa yang telah aku dapat selama ini. Dua minggu lebih aku melakukan semuanya sampai suatu hari aku mendapatkan apa yang Aku cari.

Sebagai manusia ternyata aku belum bisa lepas dari Sad Ripu atau musuh dalam diri sendiri. Itulah sebabnya aku tidak akan bisa membelah kapuk yang melayang di bawa angin dengan tenaga jasmani. Setelah Aku mencoba mengeksplorasi seluruh yang ada dalam diriku, ternyata itu semua hanya lapisan terluar. Aku belum pernah merasakan atau hanya sekedar melihat intinya.

Ternyata usahaku tidak sia - sia dua minggu yang berat telah aku lalui, saat ini Aku sudah dapat mengendalikan semua yang ada pada diriku semua yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aku hanya bisa mengucapkan terimakasih kepada teman, saudara, my little angel dan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyadarkan, memberikan waktu, materi dan segala sesuatunya yang men support Aku.

Ada 3 hal yang dapat kita simpulkan dari pengalaman ini.

Pertama masih ada langit di atas langit
Kedua temukanlah intisari dari kehidupan dan apa yang telah di berikan Tuhan pada kita untuk kita mampu menjadi manusia sejati
Ketiga sesuatu yang berupa jasmaniah tidak lebih baik dari apa yang ada di baliknya.

No comments: