Monday, July 30, 2007

Moment


5 tahun...
5 tahun berlalu sejak sinar itu menghilang.
5 tahun berlalu dengan sangat pahit.
5 tahun berlalu sejak angan itu hancur.

Kulihat mendung menghalangi pancaran wajahmu
tak terbiasa kudapati terdiam mendura
Apa gerangan bergemuruh di ruang benakmu
sekilas galau mata ingin berbagi cerita
Sekali sempat kau mengeluh, kuatkah bertahan?

Hari ini, 5 tahun yang lalu untuk terakhir kali dapat terlihat sinar itu. Begitu mulia dan putih yang membuatnya tidak akan bisa sirna. Bersama hilangnya sinar itu, seluruh asa dan anganpun hilang, larut dalam pilu.

Mahkota telah ku tinggalkan. Megahnya istana telah juga ku tinggalkan. Kedamaian itu tak juga hadir. Bullet, Digger dan Axe selalu membayangi setiap langkahku. Satu janji telah mengikat untuk tidak "kembali" tetap pada tempatnya, sampai kapanpun. Sampai jiwa ini kembali padaNya.

Harusnya dia tahu bagaimana terjalnya jalan yang kutempuh. Bagaimana sakit hati ini untuk membuka lagi sebuah pintu yang mungkin telah terlupa.

Andai bisa untuk akhiri semua ini....
Dia tahu seribu cara telah kulakukan untuk itu
Dia tahu bahwa tidak akan ada cara untuk itu

Hanya berjalan dengan menanggung beban yang lain
Hanya berjalan dengan baju lusuh penuh keringat
Hanya berjalan dengan memikul derita yang lain

Hanya itu jalan untuk mahluk hina mencapai titik pencarahan dalam hidup ini

Andai bisa diungkapkan
Andai bisa di buka
Untuk ringankan beban ini.

Kasih.....

Tak kan pernah habis
Airmataku
Bila ku ingat
Tentang dirimu
Mungkin hanya
Kau yang tahu
Mengapa sampai saat ini
Ku masih sendiri

Adakah di sana
Kau rindu padaku
Meski kita kini ada
Di dunia berbeda
Bila masih mungkin
Waktu kuputar
Kan kutunggu Dirimu

Biarlah ku simpan
Sampai nanti aku
Kan ada di sana
Tenanglah dirimu
Dalam kedamaian

Ku ucapkan selamat padamu yang telah mencapai tujuan. Istirahat dalam tenang dan damai. Nantikan kehadiran ku......

Katon Bagaskara

Monday, July 2, 2007

Nusa Penida


Pulau Nusa Penida terletak di sebelah timur pulau Bali. Pulau yang masih termasuk kabupaten Klungkung ini sangat terkenal di Bali khususnya bagi peminat spiritual. Bahkan ada anggapan bahwa seorang penekun spiritual harus dapat sembahyang atau mendapat legalitas dari salah satu Pura yang ada di Nusa Penida.

Untuk dapat sampai di Nusa Penida hanya dengan jalur laut. Ada beberapa alternatif penyebrangan, bisa menggunakan armada Bounty Cruise yang berangkat dari pelabuhan benoa, dengan kapal fery Nusa Jaya Abadi jurusan padang bai - Nusa penida atau dengan perahu boat yang berangkat dari pelabuhan kusamba (klungkung) atau padang bai (karangasem).

Biaya penyebrangan dengan kapal fery Nusa Jaya Abadi sebesar Rp. 17.500,- (sediakan Rp. 20.000,- karena biasanya calo tidak punya kembalian:) ). Transportasi di Nusa Penida tersedia cukup banyak, mulai ojek sampai dengan angkutan umum. Sarana umum juga sudah mulai banyak, dari penginapan, warung sampai toilet umum. Untuk penginapan biasanya ada pada rumah penduduk yang harganya kisaran Rp.40.000,- sampai Rp.60.000,-.

Ada banyak Pura di Pulau Nusa Penida, yang paling dikenal tentu saja Pura Penataran Dalem Ped, selain itu masih ada Pura Goa Giri Putri, Pura Puncak Mundi, Pura Kerangkeng, Pura Bias Muntig, Pura Dalem Bungkut dan masih banyak lagi pura yang lain.

Selama ini Nusa Penida di identikkan sebagai pulau mistis. Anggapan ini membuat orang yang belum pernah berkunjung menjadi berfikir keras seperti apa dan bagaimana kehidupan di Nusa Penida. Rasanya lebih tepat jika Nusa Penida dikatakan memiliki Taksu daripada dikatakan penuh dengan mistis.

Saat ini Nusa Penida sudah banyak berubah, penduduk sudah dapat menikmati penerangan begitu juga di Pura-pura yang ada di sana, hampir semua telah ada penerangan. Alangkah bijaksananya jika bagi umat yang sempat berkunjung ke Nusa Penida untuk tidak menggambarkan Pulau ini dengan cerita-cerita seram.

Goa Giri Putri


Pura Goa Giri Putri merupakan salah satu Pura yang ada di Pulau Nusa Penida. Sangat tepat jika Pura ini dikategorikan sebagai salah satu keajaiban dunia. Salah satu alasannya karena di ruangan di dalam goa sangat luas dan sangat indah. Pada dinding goa dapat dilihat batuan yang terbentuk oleh proses alam selama ratusan tahun dan pada ujung goa terdapat jurang yang masih alami dengan aliran sungai didasarnya.

Adalah satu kenikmatan yang tiada tara bilamana kita dapat menghaturkan sembah bakti dan melakukan meditasi didalam goa giri putri. Hal ini disebabkan aura spiritual dari Ida Bethara - Bhetari yang berstana dalam Goa Giri Putri.

Perjalanan menuju Goa Giri Putri dapat di tempuh sekitar 35 menit dari pelabuhan buyuk atau pelabuhan penida (jika menggunakan kapal Fery Nusa Jaya Abadi). Selama perjalanan terlihat pemandangan yang laut yang indah, apalagi jika perjalanan ditempuh malam hari saat bulan penuh.

Sesampai di depan pura, di sediakan tempat parkir dan toilet umum. Untuk menuju Pura Goa Giri Putri harus melewati tangga yang lumayan tinggi. Setelah itu sampailah pada pura pertama yang mana bila kita ingin masuk ke dalam goa sebaiknya mohon ijin dengan melakukan persembahyangan. Setelah memohon ijin perjalanan dilanjutkan dengan memasuki goa. Dalam memasuki goa sebaiknya dilakukan satu persatu karena dari mulut goa sampai kurang lebih 3 meter jarak antara bagian atas dan lantai goa sangat sempit. Perjalanan dilakukan sambil merunduk.

Ada makna yang terkandung dalam perjalanan memasuki goa ini. Ibarat orang yang dilahirkan kembali, dari merangkak sampai dengan berjalan/berdiri.

Setelah memasuki goa dapat dilihat dan di rasakan bagaimana kebesaran Tuhan. Karena goa yang umumnya kecil tetapi di Goa Giri Putri ini berbeda. Dengan luas yang dimiliki kemungkinan dapat di huni oleh 10.000 orang. Selain itu dinding goa yang terbuat oleh proses alam menambah keindahan.

Bagi yang belum pernah berkunjung, jangan khawatir akan penerangan dalam goa karena sekarang sudah terpasang lampu penerangan dari ujung ke ujung.

Begitu tiba di dalam Goa Giri Putri ada sebuah pelinggih (tempat pemujaan/berstananya Tuhan dalam manifestasinya) yang merupakan tempat berstananya Ida Bhetara Basuki. Setelah itu kita akan menjumpai pelinggih tempat berstananya Hyang Pasupati. Di pelinggih inilah biasanya umat memohon pembersihan dengan cara melukat (pembersihan dengan air suci yang di siramkan ke seluruh tubuh melalui kepala). Melukat biasanya dilakukan oleh pemangku dengan sebelumnya memohon panugrahan (anugrah/ijin) dari Ida Bhatara yang berstana di sana.

Perjalanan dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan di payogan (tempat berstana) Ida Bhatari Giri Putri yang terletak diatas. Untuk dapat mencapai payogan Ida Bhatari Giri Putri dengan menaiki tangga besi.

Persembahyangan terakhir adalah pelinggih Dewi Kwam In. Di sini kita jumpai patung dewi Kwam In. Sebagai tempat persembahyangan terakhir sekaligus ujung dari Goa Giri Putri dapat dijumpai pemandangan jurang yang alami dengan pepohonan yang besar dan sungai didasar jurang. Di tempat ini sangat baik untuk melakukan meditasi untuk memohon berkah dari dewi Kwam In.

Setelah melakukan persembahyangan terakhir umat dapat kembali kemulut goa dengan cara kembali melalui jalur sebelumnya. Setelah itu dapat melanjutkan perjalanan ke beberapa Pura seperti : Pura Puncak Mundi, Pura Kerangkeng, Pura Penataran Dalem Ped, Pura Dalem Bungkut, Pura Bias Muntig atau Pura-pura yang lain.

Demikian sekilas mengenai Pura Goa Giri Putri, semoga bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian yang belum pernah ataupun memiliki rencana untuk melakukakan perjalanan ke Nusa Penida sebagai referensi.

Om Canthi, Canthi, Canthi Om