Thursday, August 23, 2007

Sejarah yang terhinakan II

Pada tulisan sebelumnya telah saya sampaikan rasa kecewa terhadap riwayat Jayaprana-Layonsari yang beredar di masyarkat. Terutama tulisan pada beberapa web site. Pada kesempatan ini akan saya jelaskan alasan yang melatar belakangi kekecewaan saya.

Saya merupakan salah satu warih atau keturunan dari Ida I Dewa Kaleran, raja dari kerajaan Kalianget. Saat ini lokasi bekas kerajaan Kalianget ada di desa Kalianget Kabupaten Buleleng. Leluhur yang selama ini saya muliakan dan puja, selalu mendapat apresiasi yang buruk dalam setiap pementasan ataupun cerita mengenai Jayaprana-Layonsari. Hal ini membuat saya sangat bersedih. Bagaimana mungkin sosok raja yang selama hidupnya selalu mengabdikan diri kepada rakyat, negara dan bangsanya melakukan suatu tindakan yang tidak terpuji.

Saya akan maklumi jika anda yang menulis mengenai Jayaprana-Layonsari tidak menampilkan kesan jelek terhadap sosok raja Kalianget. Tetapi dari sekian tulisan, pementasan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Jayaprana-Layonsari selalu menampilkan kesan jelek terhadap raja Kalianget.

Tidakkah anda pernah melakukan observasi mengenai sejarah Jayaprana-Layonsari? Atau anda hanya ingin mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi cerita tersebut?

Saat ini masih bisa di jumpai beberapa tempat yang diyakini berhubungan dengan Jayaprana-Layonsari.

Seperti :
1. Pura Jaran Guyang, di yakini sebagai tempat meguyang Layonsari saat mengetahui Jayaprana terbunuh
2. Pura Lesung, di yakini sebagai tempat Layonsari menumbuk padi
3. Pura Jayaprana-Layonsari, pura tempat berstananya Bhetara Prameswara, yang telah menjelma sebagai Jayaprana-Layonsari

Ketiga hal tersebut letaknya berdekatan dengan lokasi Pura Prabu sebagai peninggalan kerajaan Kalianget. Selain itu bukti kebesaran Kerajaan Kalianget adalah adanya pelabuhan dan wilayah di Pulau Madura yang bernama Kalianget yang mana hal tersebut terjadi karena Kerajaan Kalianget di bawah Ida I Dewa Kaleran pernah menaklukan Madura dan sampai saat ini di wilayah tersebut masih ada kapal laut yang di gunakan untuk menyerang Madura lengkap dengan gambelan yang masih utuh.

Saat ini saya sedang menyusun tulisan mengenai sejarah Kerajaan Kalianget yang mana di dalamnya akan di ulas mengenai Jayaprana-Layonsari. Saya yakin dengan terbitnya buku tersebut ditambah bukti berupa prasasti maupun lontar yang menjadi sumbernya akan membalikkan fakta atas cerita Jayaprana-Layonsari.

Akhir kata saya meminta kepada anda semua yang telah melakukan posting di internet berkaitan cerita Jayaprana-Layonsari untuk mempertanggung jawabkan kebenarannya.

Tuesday, August 21, 2007

Istilah dalam Chating

Banyak istilah yang digunakan dalam berkomunikasi di dunia maya alias Internet. Sayangnya tidak cukup banyak masyarakat yang mengenal istilah-istilah tersebut, sehingga begitu mendapat email yang berisi istilah-istilah tersebut langsung bingung. Mau buka kamus Inggris-Indonesia???? Sampai lebaran monyet di jamin ngga bakal ketemu.

Berikut beberapa istilah yang biasa di gunakan dalam dunia maya (kalau ada yang kurang tolong di tambahkan ya :) )

AAMOF - As A Matter Of Fact
AFAIK - As Far As I Know
AFAIC - As Far As I’m Concerned
AFAICT - As Far As I Can Tell
AFK - Away From Keyboard
ASAP - As Soon As Possible
ASL - Age, Sex, Location
BAK - Back At Keyboard
BBL - Be Back Later
BITMT - But In The Meantime
BOT - Back On Topic
BRB - Be Right Back
BTW - By the way
C4N - Ciao For Now
CMIIW - Correct Me If I’m Wrong
CRS - Can’t Remember “Stuff”
CU - See You
CUL - See You Later
CWOT - Complete Waste Of Time
CYA - See Ya
DIY - Do It Yourself
EOD - End Of Discussion
EZ - Easy
F2F - Face To Face
FAQ - Frequently Asked Questions
FBOW - For Better Or Worse
FOAF - Friend Of A Friend
FOCL - Falling Off Chair Laughing
FWIW - For What It’s Worth
FYA - For Your Amusement
FYI - For Your Information
GAL - Get A Life
GBTW - Get Back To Work
GFC - Going For Coffee
GFETE - Grinning From Ear To Ear
GMTA - Great minds think alike
GTG - Got To Go
GTGTTBR - Got To Go To The Bathroom
HAND - Have A Nice Day
HTH - Hope This Helps
IAC - In Any Case
IAE - In Any Event
IC - I See
IDGI - I Don’t Get It
IMCO - In My Considered Opinion
IMHO - In my humble opinion
IMO - In My Opinion
IOW - In Other Words
IRL - In Real Life
ISP - Internet Service Provider
IYKWIM - If You Know What I Mean
JIC - Just In Case
J/K - Just kidding
KISS - Keep It Simple Stupid
LD - Later dude
LOL - Laughing Out Loud
LTNS - Long Time No See
MorF - Male or Female
NRN - No Reply Necessary
ONNA - Oh No, Not Again!
OTOH - On The Other Hand
OTTOMH - Off the top of my head
OIC - Oh I See
OTF - On The Floor
OLL - Online Love
PLS - Please
ROFL - Rolling On Floor Laughing
ROTF - Rolling On The Floor
RSN - Real Soon Now
RUOK - Are You OK?
SNAFU - Situation Normal; All Fouled Up
SO - Significant Other
SOL - Smiling Out Loud (or Sh*t Out of Luck)
TEOTWAWKI - The End Of The World As We Know It
THX - Thanks
TIA - Thanks In Advance
TLK2UL8R - Talk to you later
TMK - To My Knowledge
TOS - Terms Of Service
TPTB - The Powers That Be
TSWC - Tell Someone Who Cares
TTBOMK - To The Best Of My Knowledge
TWIMC - To Whom It May Concern
Txs - Thanks
URL - Web Page Addressw
WU? - What’s Up?
WWW - World Wide Web
WYSIWYG - What You See Is What You Get
Y2K - Year 2000
YGIAGAM - Your Guess Is As Good As Mine
YGWYPF - You Get What You Pay For
YMMV - Your Mileage May Vary
ZZZ - Sleeping

Membuka regedit yang di blok II

buka kotak dialog run, kemudian ketik :

reg add HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System /v DisableRegistryTools /t REG_DWORD /d 0 /f

kemudian enter.

Membuka regedit yang di blok

Buka Notepad trus copy/paste kode di bawah ini :

'Enable Registry Editing' 'A? Veegertx - 4/7/2004 'This code may be freely distributed/modified On Error Resume Next 'Prevents errors from values that don't exist Set WshShell = WScript.CreateObject("WScript.Shell") 'Delete DisableRegistryTools registry values WshShell.RegDelete "HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System\DisableRegistryTools" WshShell.RegDelete "HKLM\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System\DisableRegistryTools" 'display message Message = "Kamu sekarang dah bisa buka Regedit" X = MsgBox(Message, vbOKOnly, "OK") Set WshShell = Nothing Set fso = Nothing [/code]

Kemudian di option save as, pilih : File name : Buka.vbs Save as type : All files Setelah itu cari file tadi dan siap dieksekusi. Selamat mencoba.

Monday, August 20, 2007

Sejarah yang terhinakan

Sejarah merupakan suatu gambaran peristiwa lampau. Sejarah bisa merupakan kebenaran bahkan bisa jadi suatu kebohongan yang diciptakan dengan berbagai tujuan. Bagi mereka yang tidak ada sangkut pautnya dengan suatu sejarah yang "dibelokkan" mungkin tidak akan merasakan apa-apa, terlebih sejarah tersebut di dramatisir sedemikian rupa sehingga memunculkan pahlawan atau kejadian yang sangat tragis, yang mampu membawa orang yang menyimak sejarah tersebut terkesima.

Sejarah yang akan saya bahas disini adalah Jayaprana-Layonsari. Sedemikian terkenalnya lakon Jayaprana-Layonsari membuat banyak orang tertarik untuk mengangkat kisah ini sebagai lakon dalam sendratari, pewayangan dan yang lainnya. Dari sekian banyak lakon yang menampilkan sosok Jayaprana-Layonsari atau pemaparan tentang doa tokoh ini hampir keseluruhannya selalu menggambarkan sosok raja yang bengis, yang telah membunuh Jayaprana dan membuat Layonsari bunuh diri. Hal ini membuat saya sangat sedih dan berusaha untuk meluruskan penafsiran kebanyakan orang mengenai kisah Jayaprana-Layonsari.

Salah satu pemaparan mengenai Jayaprana-Layonsari saya dapatkan dari situs Kaskus, tepatnya http://www.kaskus.us/showthread.php?t=582182&page=3 oleh seorang member dengan ID IMade in Jpn.

Berikut posting dari IMade in Jpn

Originally Posted by IMade in Jpn
Di kerajaan Kalianget terjadi wabah penyakit yang banyak memakan korban jiwa, termasuk juga keluarga kerajaan...

Dalam dukanya sang raja berusaha menghibur lara rakyatnya dengan jalan mengunjungi mereka dan memberikan bantuan kepada para keluarga... pada saat itu sang raja bertemu dengan seorang bocah yatim piatu yang sedang menangisi kematian orang tua dan saudara-saudaranya, terdorong rasa kasih pada mendiang putranya sang raja lalu mengambil si bocah untuk dijadikan putranya, bocah yatim itu bernama Jayaprana.
Singkat kata, bencana wadah penyakit berlalu; Jayaprana kecilpun menghabiskan waktunya dilingkungan istana selayaknya keluarga istana, dia juga memperoleh olah kanuragan dari berbagai guru dan ilmu. Setelah menginjak masa dewasa, Jayaprana tumbuh menjadi seorang ksatria pilih tanding yang tampan.
Kemudian dia jatuh hati pada seorang penjual bunga yang sangat cantik jelita , cinta Jayaprana dibalas oleh si penjual bunga lalu mereka segera menikah... semua merasa berbahagia dengan pernikahan yang sebanding ini, mereka lalu tinggal di lingkungan istana.
Raja tua yang bijaksana, setelah sekian lama menduda ternyata diam-diam juga menanam benih cinta pada istri putra angkatnya ~ benih cinta ini berkembang selaksa penyakit kanker yang dengan cepat menggerogoti akal sehat sang raja bijaksana...
Dipikirkan sebuah strategi untuk melenyapkan Jayaprana sehingga dia dapat mempersunting istrinya... strategi gila ini disampaikan pada patih kerajaan yang bernama Sawung Galing, tentu saja niatan hati sang patih menolak namun racun asmara telah menguasai rajanya... sebagai abdi setia patih Sawung Galing dengan berat hati melaksanakan titah raja tua.
Dalam skenario tersebut, Jayaprana bersama Sawung Galing ditugaskan untuk menumpas pemberontakan ditapal batas kerajaan... setelah tugas diselesaikan, Sawung Galing dengan galaunya menyerang Jayaprana ~ tapi kesaktian Sawung Galing masih jauh dibawah tatannan Jayaprana sehingga keinginan tersebut tidak dapat tercapai; Jayaprana kemudian bertanya dengan alasan apa Sawung Galing mau membunuhnya? dengan penuh penyesalan dan haru Sawung Galing menceritakan titah raja untuk membunuhnya agar dapat mempersunting istri Jayaprana.
Dalam dukanya Jayaprana menyerahkan keris sakti miliknya sebagai satu-satunya senjata yang dapat digunakan untuk membunuh Jayaprana, Ia hanya berpesan agar keris dan berita kematiannya disampaikan pada istrinya sebagai bukti kesetiaannya pada titah raja.
Setelah menerima keris itu, dengan mudah patih Sawung Galing membunuh Jayaprana ~ kematian Jayaprana juga ditangisi oleh alam, binatang hutan menangis; seekor macan putih tiba-tiba menyerang patih Sawung Galing dan menewaskan sang patih.
....
Raja tua menyampaikan berita duka dan lamaran-nya kepada istri Jayaprana, dalam tangisnya sang istri merebut keris milik suaminya dan mempergunakannya untuk bunuh diri... dari jasad istri Jayaprana tersebut mengeluarkan aroma wewangian yang menyerbak keseluruh wilayah kerajaan bahkan tercium hingga lokasi jasad Jayaprana berada (di Teluk Terima); Dari kejadian ini istri Jayaprana dikenal dengan nama Ni Layonsari (layon = mayat, sari = mewangi)...
Kemudian rakyat membawa jasad yang mewangi tersebut untuk ditempatkan disebelah jasad Jayaprana agar selamanya kedua kekasih ini dapat selalu bersama.
Sedangkan patih Sawung Galing yang dengan setianya menjalankan titah raja turut serta ditempatkan dilokasi tersebut sebagai simbol kesetian seorang adbi.


Membaca posting ini membuat sedih hati saya, dimana sebutan Raja tua digunakan untuk menyebut seorang raja. Terlebih inti dari cerita yang menyiratkan bagaimana buruknya perilaku sang raja telah menggores hati saya sedemikian dalam. Sesungguhnya cerita ini adalah suatu kesalahan dimana penulis telah melakukan penghinaan dan penyimpangan sejarah

Jika alasan ketidaktahuan melatarbelakangi keselahan tersebut mungkin dapat dimaklumi, tetapi setelah saya melakukan googling ternyata informasi mengenai nama raja, kerajaan dan tahun berdirinya dapat saya temukan di situs : http://stitidharma.org/modules.php?name=Content&pa=print_page&pid=106, yang isinya :

4. PRASASTI "TAMBLINGAN" TAHUN 844 SAKA

Prasasti Tamblingan yang ditulis pada tahun 844 Saka (922 M), ketika Sri Ugrasena menjadi Raja di Bali menyebutkan bahwa wilayah Tamblingan dan sekitarnya (sekarang dikenal sebagai kawasan Bedugul) adalah kawasan suci.

Raja-Raja dari dinasti Warmadewa berikutnya antara lain Jayapangus di tahun 1099 M dan Sri Bhatara Parameswara di tahun 1320 M menguatkan keyakinan kesucian wilayah Tamblingan dengan menegaskannya dalam prasasti-prasasti yang berisi "kutukan" (bhisama) bagi pelanggar kesucian.

Sejarah mencatat bukti kutukan Bhatara Parameswara atas pelanggaran kesucian wilayah itu berupa malapetaka yang dahsyat :

1. Hancurnya kerajaan Kalianget yang dipimpin Raja I Dewa Kaleran pada awal abad ke-16 karena beliau menodai kawasan suci Bedugul. Dalam mitologi, peristiwa ini disebut kisah "Jayaprana-Layonsari"

2. Bencana yang menimpa Kerajaan Buleleng di bawah pimpinan Kiyai Anglurah Panji Sakti, karena beliau merusak Pura Batukaru dalam ekspedisi penyerangannya ke Denpasar dan Tabanan pada tahun 1652 M.

3. Banjir lumpur tahun 1815 M yang menimbun Buleleng bagian selatan termasuk Puri Sukasada, karena tidak dijaganya kelestarian Bedugul dengan gunung dan danau sekitarnya.


Dengan demikian anggapan tidak tahu terbukti kabur, dan menurut saya penulis tidak melakukan observasi sebelumnya.

Pada postingan berikutnya saya akan coba untuk memaparkan alasan saya meluruskan kisah Jayaprana-Layonsari dan sekaligus pembenarannya.

Tuesday, August 7, 2007

Indonesia ku

Menjelang perayaan HUT ke-62 Republik Indonesia yang kita cintai ini, perlu kiranya dilakukan introspeksi diri dalam berbagai hal. Seperti : politik, olahraga, nasionalisme. Telah banyak hal baik yang manis dan pahit telah dialami oleh bangsa ini. Tragedi nasional seperti hilangnya pesawat Adam Air, terbakarnya KM Senopati dan munculnya semburan lumpur panas di Sidoarjo menghiasi perjalanan bangsa.

Kegagalan Team Nasional Indonesia pada hajatan piala Asia 2007 di Jakarta mewakili sisi kelam dari jalur olah raga. Kematian pelawak Taufik Savalas menambah kesedihan bangsa ini dari jalur hiburan. Dari sisi politik bangsa ini sedang disuguhi drama satu babak perikaian Presiden SBY dan mantan wakil ketua DPR Zainal Maa'rif menambah runyam laga politik di tanah air. Dari nasionalisme muncul nama Roy Suryo dengan team air putihnya yang mengclaim telah menemukan teks asli lagu Indonesia Raya yang akhirnya mendapat kecaman bahwa teks tersebut telah lebih dulu ada di situs youtube sejak 2006 silam.

"Ada Apa Dengan Cinta" meledak sebagai film terlaris di Indonesia, mungkinkah akan menjadi "The Best Movie" jika judulnya diubah menjadi "Ada Apa Dengan Indonesia".

Untuk mengetahui Ada Apa dengan Indonesia harus dimulai dari melihat anak-anak Indonesia yang menjadi calon pemimpin bangsanya sendiri. Seluruh masyarakat Indonesia khususnya anak-anak balita pasti tidak asing lagi dengan lagu, seperti: "Balonku","Aku seoarang kapiten","Bangun tidur kuterus mandi","Ibu kita Kartini" dan masih banyak lagi lagu anak-anak.

So... Apa hubungan lagu anak-anak dengan bangsa Indonesia.
Kalau dalam pikiran, kita setuju bahwa lagu anak-anak ini dapat mempengaruhi pikiran dan akan terbawa sampai dewasa tentu kita setuju bahwa lagu anak-anak juga mempengaruhi perjalanan bangsa ini.

Untuk yang pertama kita ambil contoh kegagalan team Nasional PSSI dalam Piala Asia 2007 dimana Indonesia sebagai tuan rumah mempunyai modal untuk lolos ke final. Bangkitkan lagi ingatan masa kecil anda mengenai lagu yang biasa mengiri kita tidur, "Nina bobo nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk". Jelas-jelas lagu ini mengandung unsur ancaman yang membuat anak-anak tertekan yang berimbas pada perkembangan fisik yang membuat masyarakat Indonesia memiliki fisik lebih kecil dibanding negara lain :).

Selain itu kita lihat bagaimana lagu "Aku seorang kapiten" membuat permainan team nasional kita tidak konsisten, karena dari kecil sudah di doktrin menjadi seorang yang tidak konsisten.

“Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang…kalo berjalan
prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!”


Pada Bait pertama lagu membahas mengenai pedang panjang sedangkan pada bait kedua mengenai sepatunya, hal yang jelas-jelas inkonsistensi.

"Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung ..
Sby.. bolehlah naik dengan naik percuma..ayo kawanku lekas naik..
keretaku tak berhenti lama”


mungkin lagu ini memberikan inspirasi terhadap suporter di Indonesia untuk masuk stadion dengan gratis, seperti yang ada pada lirik lagu tersebut dari bandung sampai surabaya naik dengan percuma


Dari panggung politik jauh lebih terlihat bagaimana pengaruh doktrin lagu anak-anak pada perilaku politikus kita. Contohnya sebagai berikut:

“Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun
kita…”


Kalau mau nanam jagung mengapa harus dalam-dalam? apa mau bikin sumur sekalian. Lagu ini jelas-jelas menyiratkan segala sesuatu dibuat besar. Demikian juga dengan politikus kita, contohnya pemanggilan Presiden SBY dihadapan DPR. DPR begitu menggebu-gebu ingin presiden hadir. Kalau sudah ada wakilnya yang lebih available buat apa harus hadir? Gitu aja kok repot

Lalu masalah perjalanan anggota Dewan ke luar negeri. Untuk suatu kunjungan resmi dengan membawa keluarga apakah itu tidak sesuatu yang berlebihan?????

“Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2
sepanjang hari dg tak jemu2..mengangguk2 sambil bernyanyi tri li
li..li..li.. li..li..”


Semua pasti setuju burung kutilang bunyinya cuit, cuit bukan tri li...li...li... Hal ini jelas-jelas menyesatkan dan mengajarkan untuk tidak melihat realita. Bagaimana dengan politikus kita? :)

Dibidang Nasionalisme, tentu kita tahu masalah Roy Suryo dengan team air putihnya yang "katanya" menemukan teks asli dari lagu Indonesia Raya. Rasanya sangat cocok dengan lagu

“Bintang kecil dilangit yg biru…”
Semua orang tahu kalau bintang ada pada malam hari yang langitnya gelap bukan siang hari yang biru, begitu juga dengan mas Roy yang sebagai pakar IT harusnya tahu kalau di wabsite yputube.com sudah ada dari tahun 2006.

“Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis
mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..”


Ingat lagu ini, ingat FPI yang dengan garangnya memberantas pornografi di Indonesia. Kok bisa????
FPI yang berkiblat di arab tentu tidak akan mengenal lagu ini. Lagu ini menggambarkan bagaimana bangsa kita telah terbiasa dengan paham "Nudies" atau bugil. Kok?????? bagaimana ngga bugil, habis mandi langsung bantu mama (ngga pakai baju dulu):). Makanya bung.... ini Indonesia bukan Mesir, Arab atau yang lainnya.

Indonesia tetaplah Indonesia dengan keanekaragaman suku, bangsa, budaya dan bahasa. Jangan berharap menjadikan Indonesia satu dibawah satu Agama, tapi berusahalah membuat Indonesia Satu diatas keanekaragaman.

Merdeka!!!!!!!!!!!!!